Kamis, 27 Oktober 2016

Reorientasi Kebutuhan Pangan Indonesia

Reorientasi Kebutuhan Pangan Indonesia - Idealimka

Secara umum, untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia memiliki tiga sumber yakni makanan, energi dan air (Food, Energy and Water). Sumber tersebut, memiliki satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat kita lakukan cukup satu kali saja. Artinya untuk mencari air, kita juga dpaat mendapatkan energi atau makanan. Salah satu cara untuk mendapatkan kebutuhan tersebut ialah dengan menanam. Menanam merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan. Semakin banyak menanam, maka semakin banyak kebutuhan pangan terpenuhi. Namun, bagaimana mencari cara untuk sekali menanam dengan mendapatkan salah satu kebutuhan lainnya. Sumber energi yang dimaksud memiliki sifat terbarukan (renewable). Ada banyak artikel atau jurnal yang memuat cara mendapatkan energi bersifat terbarukan yang diambil dari tanaman misalnya minyak zaitun.

Minyak zaitun dapat menyalakan api dan dapat juga digunakan sebagai penyedap makanan. Selain itu, kedelai dan jagung pun dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Biji dari tanaman tersebut dapat pula digunakan sebagai makanan-makanan yang lumayan lezat. Biji juga dapat digunakan untuk memperoleh energi. Di Indonesia, terdapat pohon yang juga memiliki peran untuk menjadi makanan dan menjadi energi yaitu pohon suku. Apabila kita membutuhkan makanan, cukup dibuatnya makanan, namun jika kebutuhan kita energi, maka cukup dijadikan sebagai energi. Perlu diketahui bahwa pohon suku mengandung pati yang sangat tinggi yakni sekitar 89% sehingga dapat diolah menjadi bioethanol. Selain itu, masih banyak tanaman yang dapat dielaborasi sebagai makanan dan bahan bakar/energi karena Indonesia memiliki banyak sumber daya alam. Sama halnya dengan air, semua tanaman pasti memiliki air sehingga pemunuhan kebutuhan secara tidak langsung akan terpenuhi.

Asumsi penulis, semua kebutuhan pada dasarnya memiliki kuota masing-masing. Artinya, setiap manusia memiliki kuota maisng-masing. Karena itu, ukuran untuk kebutuhan sebenarnya dalam kehidupan pasti terpenuhi. Logikanya adalah dengan menggunakan proses transpirasi. Apabila kita menanam secara proporsional, air akan turun dari langit dan memberikan kehidupan bagi tanaman, lalu akar dapat menyerap makanan kita, dan pada akhirnya menghasilkan tanaman yang dapat dimakan. Dapat disimpulkan bahwa untuk hidup kita harus seimbang dan kita harus memenuhi kebutuhan sesuai dengan porsinya. Bukan kah agama khususnya islam, menganjurkan kita untuk tidak berlebihan termasuk makanan.

Pada awal tulisan, penulis menjelaskan bahwa manusia memiliki akal pikiran dan perasaan. Membawa bekal tersebut, manusia harus berfikir untuk kebutuhan hidup yang cukup. Berdasarkan data dari Survei American Chemistry Council (ACC) tahun 2015 mengungkapkan tiap rumah tangga di Amerika Serikat membuang makanan senilai 640 dollar atau sekitar Rp 8,5 juta per tahun. Sementara itu, tiap tahun rumah tangga di Inggris membuang sekitar 6 juta ton sayuran, buah, dan sereal yang masih layak konsumsi. Bila dihitung per orang, tiap warga Inggris membuang 80-110 kg limbah makanan. Sedangkan untuk rumah tangga di Jerman, Belanda, dan Denmark jumlahnya antara 40-60 kg per orang per tahun. Apabila hal demikian dapat diatasi, maka kebutuhan akan terpenuhi dan tidak akan menjadi masalah lagi.

REFERENSI

Detik Food. 2015. PBB Canangkan Pengurangan 50% Limbah Makanan hingga Tahun 2030. Penulis Andi Annisa Dwi Rahmawati.

Artikel Terkait

Reorientasi Kebutuhan Pangan Indonesia
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email