Tempe adalah salah satu kecamatan
di Kabupaten Wajo sekitar 220 km dari Kota Makassar. Daerah ini merupakan
sentralnya Kab. Wajo dengan jumlah penduduk sekitar 52.786 jiwa. Mayoritas
penduduknya memilih untuk bekerja sebagai
pedagang. Karena kepiawaian masyarakat dalam berdagang tersebut, maka wajo
disebut pula sebagai kota niaga.
Selain terkenal
sebagai kota niaga, daerah ini juga terkenal akan produksi sarung sutera yang
terkenal hingga kemancanegara. Kegiatan persuteraan dimulai dari kegiatan
proses hulu sampai ke hilir, kegiatan pemeliharaan ulat sutera hingga proses
pemintalan menjadi benang yang kemudian ditenun menjadi selembar kain sutera.
Masyarakat mampu menghasilkan sarung dengan tingkat kelembutan dan kehalusan
yang cukup tinggi, namun di sisi lain mereka melupakan habitat kupu-kupu yang
terancam perkembangbiakannya karena adanya kegiatan ini. Ulat yang harusnya
dapat dapat berkembang menjadi kupu-kupu justru diolah untuk dijadikan kain
sutera. Jika sebagian besar masyarakat melakukan hal tersebut, maka
ketidakseimbangan mungkin akan terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya keselarasan
dan kebijakan dalam pengolahan ulat sutera ini. Selain memerhatikan hasil dari
kain sutera itu sendiri, ada baiknya masyarakat juga memperhitungkan lingkungan
dan alam sekitar.
Produksi sutera
di daerah ini sudah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.. Upaya yang
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan sumber pendapatan terus dilakukan,
salah satunya ialah dengan mengoptimalkan objek wisata yang ada. Tempe
sebagai pusat Kabupaten memiliki beberapa objek wisata seperti Attakae, danau Tempe, gunung Pattiro Sompe, pasar
malam paduppa, museum saoraja mallangga, lapangan merdeka.
Gambaran Umum Masyarakat Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
4/
5
Oleh
Unknown